Ngundhuh wohing pekerti

Ngundhuh (memetik), wohing pekerti (hasil perbuatan sendiri). Sebagaimana petani, ketika menanam padi, pada saatnya nanti akan menuai padi, bukan jagung. Jika menanam, kacang, maka akan memanen kacang, bukan mendapatkan ketela pohon. Peribahasa ini merupakan kiasan mengenai orang yang melakukan perbuatan buruk. Sebab, ia juga akan memperoleh pembalasan buruk, kelak di kemudian hari.

Di Jawa, ada banyak ungkapan yang mempunyai hubungan erat dengan peribahasa tersebut. Contohnya, sapa seneng njiwit, bakal kejiwit; sapa salah seleh; sapa gawe luwangan, bakal kejlegong dhewe; sing goroh growah, dan sebagainya. Dengan adanya peribahasa serupa, menunjukkan bahwa orang Jawa memiliki semangat tenggang rasa serta pengekangan diri yang cukup besar. Sebab, sejak kecil sudah ditanamkan kesadaran bahwa seluruh tindak perbuatan manusia bakal memperoleh pembalasan setimpal, baik di dunia maupun di akhirat. Harus disadari, perbuatan buruk yang ditujukan kepada seseorang, nanti pembalasannya bisa jadi bukan dari yang bersangkutan. Tetapi, dapat berasal dari mana saja, dan kapan waktunya mustahil ditebak. Oleh karena itu, melakukan setiap perbuatan haruslah berhati-hati, seperti halnya menanam. Jangan sampai keliru. Inginnya menanam padi, namun yang ditanam ternyata benih ilalang.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar