Manjing ajur ajer

Manjing(masuk), ajur ajer (hancur mencair). Terjemahan bebasnya, masuk menyatukan diri dengan lingkungan. Peribahasa ini sering digunakan sebagai nasihat, pandai-pandailah menyesuaikan diri di manapun berada agar selamat dan memiliki banyak kenalan (sahabat). Sebab, tanpa berhasil menyatu dengan lingkungan, keberadaan seseorang di sana tak ubahnya lumut yang tumbuh di atas batu. Di musim hujan, ia akan menghijau. Tetapi, di kala kemarau datang, ia pun menjadi kering kerontang, mati sia-sia tanpa bisa ditolong lagi.
 

Secara simbolis, perihasa ini mengajak manusia agar bercemin pada ikan, ketam, anggang-anggang, serta binatang-binatang air lainnya yang hidup di sungai. Meskipun berbeda, tetapi komunitas di sana terasa damai. Mereka seia-sekata, membangun kebersamaan hidup yang serasi sepanjang waktu. Artinya, mengamalkan atau mengupayakan sesuatu secara bersama-sama. Sementara itu, yang berbeda dijadikan semacam karangan bunga guna menyemarakkan kebersamaan mereka. Dengan demikian, keakraban pun terjalin bukan semata-mata dalam hubungan lahir, tetapi terpatri hingga ke hati sanubari. Dalam pandangan orang jawa, sikap tersebut sama halnya telah mengamalkan nilai manjing ajur ajer, momor momot, nggendhong nyunggi orang lain, seperti halnya nggendhong nyunggin diri sendiri.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar