Renggang gula kumepyur pulut

Renggang (jarak yang renggang), gula (gula), kumepyur (mengkristal kecil-kecil atau lembut), pulut (getah yang lengket). Terjemahan bebasnya, lebih renggang daripada butiran gula, lebih  mengkristal getah yang lengket. Peribahasa ini menyiratkan bagaimana hubungan atau persahabatan yang sangat akrab, ke mana-mana tidak mau berpisah. Di mana ada yang satu, pasti terdapat yang satunya lagi. Gambaran ini biasa diarahkan kepada pengantin baru atau suami istri yang tampak sangat rukun. Senantiasa bersama-sama, bahagia dinikmati berdua, susah ditanggung bersama. Keakraban dan kebersamaan seperti ini sangat dianjurkan dalam adat budaya Jawa yang meyakini bahwa kehidupan setiap orang tidak bisa diurus sendiri, dan selalu memerlukan bantuan dalam kebersamaan dengan orang-orang terdekat. Bagaimanapun, dalam membangun hubungan jangan setengah-setengah dan sebatas fisik belaka, melainkan hingga menyentuh kedekatan batin yang terdalam.

Dengan mengamalkan makna atau pesan peribahasa ini, persaudaraan yang kita miliki jelas akan bertambah. Yang jauh menjadi dekat, yang dekat jadi semakin erat. Hidup jadi lebih mudah, karena banyak orang ikut membantu memecahkan berbagai masalah yang kita hadapi.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar