Wong jawa nggone semu, sinamun ing samudana, sesadone ingadu manis

Wong jawa nggone semu (orang jawa cenderung semu atau terselubung), sinamung ing samudana (ditutup kata-kata tersamar), sesadone ingadu manis (masalah apa pun dihadapi dengan muka manis). Makna yang lebih luas adalah berpikir dan bersikapnya orang jawa tidak selalu  terbuka atau cenderung bersifat simbolik. Penuh sanepa, kiasan dan perlambangan. Banyak hal tidak dinyatakan dengan terang-terangan, atau lebih bersifat sinamudana (disamarkan).

Contohnya, ketika ada pengemis datang, apabila tidak ingin memberikan sedekah, yang didatangi biasanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Untuk menghindari mengatakan “tidak”, ada juga yang menjawab, “maklume mawon...,” atau “sanese mawon....” jika tuan rumah berkata seperti itu, biasanya si pengemis langsung pergi. Padahal, kalau diperhatikan, dua model tuturan tersebut tidak secara eksplisit menyatakan bahwa orang yang bersangkutan tidak akan memberikan sedekah. “maklume mawon” artinya “maafkan saja”. Namun begitulah, karena yang didatangi orang jawa dan pengemisnya juga orang jawa, mereka sama-sama mahfum. Tanpa harus diberi tahu secara eksplisit bahwa sang tuan rumah tidak akan memberikan sedekah, si pengemis pun bergegas pergi dengan sendirinya.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar