Contohnya, seorang pencuri yang tengah menjalankan aksinya di sebuah desa dan tertangkap. Seperti kebiasan yang telah lazim di mana-mana, begitu tertangkap, masyarakat menghajar si pencuri habis-habisan. Akibatnya, pencuri itu tewas mengenaskan. Mati sebagai pencuri, menurut pandangan orang jawa, benar-benar merupakan aib. Buka saja bagi diri sendiri, tetapi juga dirasakan oleh keluarga, sahabat, serta masyarakat di lingkungannya.
Apa yang digambarkan oleh peribahasa ini sebaiknya jangan sampai terjadi pada diri kita. Memang, setiap orang mempunyai salah dan dosa. Namun, secepatnya harus disadari. Bahwa seluruh perbuatan dosa itu akan memperoleh balasannya di akhirat nanti. Oleh karena itu, sedikit demi sedikit, bergegaslah mengurangi keburukan dosa diri. Atau dengan kata lain, segeralah bertaubat sebelum dijemput maut. Sebab, jika sudah terlambat, sudah kaineban lawang tobat, tidak ada lagi yang dapat diperbaiki. Tidak ada lagi cara untuk menghapus noktah hitam yang diperbuat selama menjadi manusia.
0 komentar:
Posting Komentar