Kekuatan nilai peribahasa ini sering menjadi penguat batin bagi seseorang yang sedang menghadapi permasalahan gawat yang dapat mengancam jiwanya. Misalnya, ada seorang buruh bangunan yang difitnah dan dilaporkan kepada majikannya bahwa dia telah mencuri peralatan proyek yang cukup mahal. Meskipun diancam akan dipecat, ketika dipanggil majikannya, dia menghadapinya dengan santun dan percaya diri. Sebab, dirinya memang tidak mencuri.
Selain itu, dia juga tahu bahwa yang mencuri peralatan proyek adalah karyawan lain atas perintah anak sang majikan, untuk menebus motor yang digadaikan karena kalah judi. Jadi, meskipun harus membela diri dari belenggu fitnah di depan majikan yang berhak memecatnya, si buruh bangunan tidak merasa was-was. Karena, dia memang benar, dan tidak mungkin Allah membiarkan dirinya dipecat akibat fitnah belaka.
0 komentar:
Posting Komentar