Cilik diitik-itik, bareng gedhe dipasang benik

Cilik diitik-itik (ketika kecil, dipasangi lubang kancing), bareng gedhe dipasang benik (setelah besar, dipasangi kancing baju). Terjemahan bebasnya, sewaktu kecil, dibuatkan lubang kancing. Namun, setelah besar, dipasangi kancing baju.

Peribahasa tersebut merupakan kiasan mengenai hubungan orang tua dengan anak perempuannya. Manakala kecil, si anak disayang, dipelihara denga baik. Ternyata, setelah besar dan menikah, akhirnya dibawa orang (dibawa suaminya). Memang, jika dilihat sepintas lalu, setelah anak perempuan menikah dan hidup bersama suaminya, apalagi tempat tinggalnya jauh, seolah-olah orang tua merasa tidak memilikinya lagi.
 

Selain itu, peribahasa ini mengingatkan, jangan sampai anak perempuan benar-benar “meninggalkan” orang tua, meskipun telah bersuami. Sebab, pada hakikatnya, hubungan orang tua dengan anak dalah hubungan darah, sehingga tidak dapat diputuskan begitu saja. Walaupun orang tua tidak pernah meminta balas jasa dalam mengasuh anaknya, sebaiknya sang anak gadis tetap berusaha membalas budi baik orang tua sesuai kemampuannya. Bagaimanapun, hal tersebut akan menjadi tolok ukur seberapa besar bakti si anak terhadap orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan dirinya.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar