Kaya suruh, lumah kurebe beda, yen gineget padha rasane

Kaya suruh (seperti sirih atau piper betle), lumah kurebe beda (bagian atas dan bawahnya berbeda), yen gineget (kalau digigit), padha rasane (rasanya sama). Terjemahan bebasnya, meskipun sisi atas dan sisi bawah daun sirih berbeda warna (sisi atas bewarna hijau tua, sedangkan sisi bawah berwarna hijau keputihan), jika digigit akan sama rasanya.

Menggambarkan situasi yang berbeda, tetapi sesungguhnya memiliki kesamaan yang esensial dalam banyak hal. Contohnya, meskipun Belanda dari Eropa dan Jepang dari Asia, namun kedatangannya ke Indonesia mempunyai tujuan sama. Yaitu, menjajah! Ingin mengeruk kekayaan bumi pertiwi yang melimpah ruah.
Selain itu, peribahasa tersebut juga dapat menggambarkan kerukunan dan keserasian hubungan suami istri. Meskipun sang suami sebagai pegawai negeri, dan istrinya berdagang di pasar, tetapi kalau bicara dan membuat keputusan mengenai keluarga, keduanya memiliki visi, pertimbangan, dan keputusan yang sama.
 

Di Jawa, kesamaan sikap dan perbuatan sebagaimana digambarkan peribahasa tersebut dinilai baik, sepanjang tidak digunakan untuk tujuan buruk. Misalnya, ada saudara yang bersalah, namun malah dilindungi mati-matian. Itu tidak benar, karena sama saja kita ikut bersalah. Di lain sisi, apabila ketahuan, kita pun pasti akan menerima sanksi yang sepadan.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar