Blilu tau pinter durung nglakoni

Blilu tau (bodoh pernah), pinter durung nglakoni (pandai belum mengalami). Terjemahan bebasnya, pernah menjadi si bodoh, tetapi belum pernah menjadi si pandai. Ungkapan tersebut merupakan gambaran dari orang yang tidak pandai dalam hal teori, tetapi cukup ahli (terampil) mengerjakan sesuatu karena sudah berpengalaman.

Contoh yang dimaksud dalam peribahasa ini, misalnya petani. Jika diperhatikan, jarang petani kita di pedesaan yang berpendidikan tinggi. Namun, semuanya mampu bertani, bercocok tanam, dan beternak. Semua mereka lakukan dengan cukup andal. Dari mana ilmu bertani itu mereka peroleh? Jawabannya sederhana, yaitu dari pengalaman. Dari praktik keseharian sambil memperhatikan dan meniru bagaimana orang tua, saudara, atau tetangga melakukan pekerjaan tersebut, sederhana, bukan?
 

Jadi, pesan utama peribahasa tersebut adalah jangan takut mencoba mengerjakan segala sesuatu, meskipun belum memiliki teori yang cukup. Artinya, memahat kayu, mencangkul sawah,atau membajak bukanlah pekerjaan sulit. Apabila ingin mencoba, jangan pernah ragu. Kerjakan saja seperti orang lain melakukannya. Asalkan berhati-hati, tekun, telaten, maka lama-lama akan terampil juga. Memang, dalam hal ilmu, petani kalah daripada sarjana pertanian. Namun, untuk menghasilkan padi, palawija, dan sayuran, keterampilan para petani dapat diandalkan.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar