Contohnya, seorang mahasiswa yang tengah gandrung teori relativitas Einstein, tiba-tiba ia membawa pemikiran Eintsten ke mana-mana. Menceritakannya kepada teman-temannya, para pemuda kampung, sampai-sampai menjadikannya sebagai bahan obrolan di pos ronda. Padahal sesungguhnya dia baru membaca satu-dua buku mengenai Einstein. Itu pun buka pemikiran asli, tetapi cuplikan-cuplikan pemikiran Einstein yang diangkat sebagai rujukan oleh penulis Indonesia dalam studi penelitiannya.
Seorang pemuda yang bekerja di Jakarta, sewaktu pulang ke desa tiba-tiba omongannya berubah. Bukan lagi menggunakan logat Jawa, tetapi sudah menggunakan dialek Jakarta. Logat desa yang membesarkannya lebih dari dua puluh tahun itu hilang sama sekali. Pertanyaanya, apakah dia benar-benar telah menjadi orang Jakarta? Ataukah sekadar ingin dipuji bahwa saat ini dia bukan lagi anak desa, tetapi sudah menjadi warga ibu kota Republik Indonesia?
0 komentar:
Posting Komentar