Agama ageming aji

Agama (agama), ageming aji (busana berharga). Peribahasa ini lahir dari kepercayaan batin yang dilandasi dari ketuhanan orang Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan di dalam hidupnya. Dalam pandangan orang Jawa, agama bukan hanya dipahami dalam tataran rasio atau kognitif saja, melainkan harus diyakini hingga menyentuh hati dan diamalkan dalam setiap perbuatan. Karena itulah, agama lebih sebagai ageman (busana atau pakaian). Sedangkan yang disebut aji di sini merupakan simbolisasi dari raja, atau pemegang tampuk kekuasaan negara. Bagi seorang pemimpin, dalam menjalankan roda pemerintahannya diharapkan selalu berpedoman pada nilai ajaran agama. Atau, dengan kata lain, seluruh kebijakananya harus berpedoman pada nilai-nilai agama yang dianut rakyat.

Dengan bertindak seperti itu, sang pemimpin akan terbebaas dari perbuatan negatif yang bertentangan dengan agama, maupun yang menyesengsarakan masyarakat luas. Prinsipnya, orang Jawa menghendaki pemimpin negaranya juga menjadi pemimpin umat beragama. Mengapa demikian? Karena, seorang pemimpin yang agamis selalu bertindak berlandaskan ajaran agama dalam menyantuni banyak kalangan. Dengan berbuat demikian, ia menjadi pantas diaji-aji, diajeni, dihargai atas kebijaksanaannya yang dapat diterima oleh agama serta rakyatnya.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar