Napihi wong kewudan

Napihi (mengenakan kain panjang), wong kewudan (orang yang telanjang). Ungkapan ini merupakan gambaran dari sikap tolong menolong dalam hidup bermasyarakat, di mana yang mampu harus bersedia meringankan beban mereka yang sedang mengalami penderitaan.

Contoh nyata dari pengalaman, makna peribahasa ini tampak pada perhatian masyarakat kepada orang gila. Apabila ada orang gila yang telanjang, entah perempuan atau laki-laki, pasti akan ada pihak yang segerar memberikan pakaian bekas untuknya. Tentunya dengan harapan orang gila tersebut bisa berpakaian kembali dan tidak mengumbar aurat di tempat umum.
 

Ketelanjangan dapat pula merupakan simbol kemiskinan atau kepapaan seseorang. Entah karena memang miskin, kurang waras, atau terkena musibah berat yang menghancurkan seluruh harta bendanya, sampai-sampai pakaian saja tidak memiliki. Menyadari keadaan tersebut, biasanya masyarakat di lingkungan akan memberikan bantuan sesuai kemampuan masing-masing. Minimal, bantuan untuk kebutuhan dasar, seperti baju, makanan, tempat berteduh, dan lain-lain.
SHARE

Bocah Jawa

Hanya seorang bocah yang ingin menguri-uri budaya jawa yang mulai terkikis

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar